Aksi unjuk rasa mewarnai acara penyerahan hadiah Nobel Perdamaian untuk Barack Obama, Kamis (10/12). Para aktivis perdamaian di AS turun ke jalan sambil mengusung peti-peti mati, sebagai cemoohan atas penganugerahan Nobel Perdamaian pada Obama.
Di New York City, puluhan pengunjuk rasa long march dari depan gedung PBB ke kantor pusat perekrutan militer AS yang berlokasi di Times Square, Manhattan Tengah. Para pengunjuk rasa yang sebagian besar aktivis perdamaian itu berjalan pelan sambil mengusung peti-peti mati berwarna hitam.
Aksi unjuk rasa serupa juga terjadi di Oslo. Ribuan orang melakukan long march di kota Oslo mengecam perang AS di Afghanistan. Pada saat yang sama, di Oslo City Hall, sedang berlangsung acara penyerahan hadiah Nobel Perdamaian untuk Obama.
Di Pakistan, sebagian besar warga mengecam dan mengungkapkan kemarahannya mengapa orang seperti Obama dianugerahkan Nobel Perdamaian. "Dia adalah presiden dari sebuah negara yang memiliki sejarah pertumpahan darah. Bagaimana bisa orang seperti Obama terpilih sebagai penerima Nobel?. Obama dalah seorang pembunuh," kritik Jabir Aftab seorang warga Peshawar.
Warga Peshawar lainnya, Mushtaq Mohmand mengatakan, reputasi Obama sangat buruk. Kebijakan Obama di Irak dan Afghanistan membuat banyak orang sengsara. "Obama mungkin orang yang baik buat bangsa Amerika, tapi sebagai presiden Amerika, reputasinya dalam perdamaian dunia sangat buruk. Kehadiran militer AS di Pakistan, Irak dan Afghanistan membuat banyak orang sengsara," tukas Mohmand.
Terpilihnya Obama sebagai penerima hadiah Nobel Perdamaian menjadi anti-klimaks bagi impian masyarakat dunia akan perdamaian yang hakiki. Terpilihnya Obama menjungkirbalikkan makna perdamaian yang menjadi bias karena pada saat yang sama Obama baru saja mengumumkan untuk mengirimkan ribuan pasukan tambahan ke Aghanistan dengan dalih menumpas kelompok islamis Taliban. (ln/prtv/straittimes)(eramuslim)
0 comments:
Posting Komentar