Bagaimana lebaran anda tahun ini?

Minal Aidzin wal Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Batin

Datangi AS, Netanyahu Makin Gencar Sebarkan Iranofobia

Perdana Menteri Israel, sejalan dengan kebijakan Iranofobia rezimnya, memperingatkan terhadap program nuklir Teheran, menyerukan sebuah aksi yang cepat dan tegas atas Republik Islam tersebut. 

Berbicara di hadapan perwakilan dan senator dari kelompok lobi pro-Israel berpengaruh, AIPAC, di Washington pada hari Selasa (2/23), Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Tel Aviv mengharapkan komunitas internasional untuk bertindak cepat dan tegas guna menghadang bahaya itu.


Ia mengatakan bahwa jika Iran mencapai kemajuan senjata nuklir, itu akan mengakhiri keadaan bebas nuklir yang dialami dunia selama 65 tahun.

Ini ketika Iran, yang tidak seperti Israel adalah penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), mengatakan bahwa program nuklirnya ditujukan untuk aplikasi teknologi sipil dan bukan senjata nuklir.

Namun, Israel, AS, dan sekutu-sekutu mereka menuduh Teheran memiliki tujuan militer dalam program nuklirnya, terlepas dari penegasan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dari aktivitas non-diversi Iran.

Israel, yang dilaporkan memiliki satu-satunya arsenal atom di kawasan itu, telah lama memiliki agenda untuk mengebom fasilitas nuklir Iran, berdalih bahwa negara itu adalah ancaman potensial terhadap rezim tersebut.

Rencana untuk sebuah serangan militer melawan Iran telah memperoleh momentum di Tel Aviv dalam beberapa bulan terakhir. Pada tanggal 7 November, Wakil Menteri Luar Negeri Israel Danny Ayalon memperingatkan Iran bahwa ancaman aksi militer tel Aviv bukan sekedar gertakan.
Iran membantah tuduhan AS dan Israel bahwa program energi nuklirnya bermotif politik.

Program nuklir Iran diluncurkan pada tahun 1950an dengan bantuan AS sebagai bagian dari program Atoms for Peace.
Setelah Revolusi 1979, yang menggulingkan monarki Mohammad Reza Pahlevi dukungan AS, perusahaan-perusahaan Barat yang mengerjakan program nuklir Iran menolak untuk memenuhi kewajiban mereka meskipun telah dibayar penuh.

Dalam konteks lain, Netanyahu mengatakan bahwa Yerusalem bukan sebuah pemukiman, melainkan ibukota Israel, menantang komunitas internasional atas isu rumit aktivitas pemukiman.
Netanyahu mengatakan kepada para peserta konferensi tahunan Komite Urusan Publik Israel Amerika (AIPAC) – lobi pro-Israel utama di AS – bahwa ”Yerusalem bukan pemukiman. Itu ibukota kita.”
Ia mengatakan bahwa semua kepemerintahan Israel telah dibangun di Yerusalem.

Dalam perang selama enam hari di tahun 1967, Israel menduduki dan kemudian menganeksasi Al Quds (Yerusalem) dalam sebuah gerakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

Mereka adalah bagian tak terpisahkan dan tak dapat dilepaskan dari Yerusalem modern. Semua orang tahu bahwa lingkungan ini akan menjadi bagian dari Israel dalam perjanjian perdamaian apa pun,” ujarnya, ”Karena itu, membangun mereka tidaklah mendahului kemungkinan solusi dua negara.”
Dalam pidatonya, Netanyahu membantah pernyataan AS bahwa Israel belum menunjukkan sebuah komitmen terhadap perdamaian.

”Israel secara tidak adil dituduh tidak menginginkan perdamaian dengan Palestina. Itu sama sekali tidak benar,” ujar Netanyahu.”Pemerintahan saya telah konsisten memperlihatkan komitmennya terhadap perdamaian melalui kata-kata maupun perbuatan. Sejak awal, kami menyerukan kepada Otoritas Palestina untuk memulai negosiasi perdamaian tanpa penundaan.”

Komentar itu muncul saat kementerian dalam negeri Israel minggu lalu mengijinkan pembangunan 1,600 unit perumahan baru di lingkungan Ramat Shlomo, Yerusalem timur. Ironisnya, pengumuman itu dikeluarkan saat wakil presiden AS Joe Bidden berkunjung ke Israel untuk membangunkan kembali proses perdamaian.
Pengumuman itu menimbulkan kritik pedas dari Inggris, China, Rusia, Turki, Iran, AS, dan sejumlah negara lainnya.

Rencana Yahudisasi itu digambarkan sebagai tamparan bagi Biden dalam kunjungannya ke Israel. New York Times menyebut keputusan Israel untuk membangun pemukiman baru sebagai rekor baru kebodohan diplomatik.

Aktivitas pemukiman telah lama dianggap oleh internasional sebagai hambatan utama dalam proses perdamaian antara Israel dan Palestina. Yerusalem timur telah sejak dulu diminta oleh Palestina sebagai ibukota negara mereka di masa depan. (rin/pv/Video dari kator Berita Reuters)(suaramedia)


Related Post:

0 comments:

Posting Komentar

Translate Contents Here

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Site infO

 
Copyright © Ranah Dua Belas | Powered by Blogger | Template by Blog Go Blog